Sulit untuk mempercayakan pilihan kepada orang lain. Meski orang lain itu adalah bapak sendiri. Aku punya pengalaman yang buruk soal mempercayakan pilihan kepada pria yang kupanggil bapak itu.
Aku belajar keras untuk lulus dalam perkara ini dan aku harus katakan hal ini kawan, "Pelajaran ini tidak mudah tapi bukan sulit."
Hari ini aku kembali mempercayakan kepada bapak soal pilihan yang akan menentukan jalan hidupku 40 atau 100 tahun mendatang. Pilihan yang akan menentukan "my posterity".
"Nov, jika bukan dia, Tuhan akan mengguncangkan surga buatmu." Niki mengirimkan sms ini sebagai respon keraguanku atas pilihan bapak.
Aku tersenyum. Aku tahu aku telah berada dalam jalur yang tepat. "Bapakmu punya otoritas atasmu. Dia diberikan indra keenam untuk mengetahui apa yang baik untukmu." lanjut Niki.
Aku memutuskan untuk mempercayakan pilihan ini kepada bapak. Aku tidak punya penjelasan yang tepat mengapa aku berani melakukannya tapi bukankah ini yang dinamakan kepercayaan yang sesungguhnya?
Percaya kepada orang yang kita yakini belum tentu kepercayaan yang sesungguhnya. Namun percaya kepada orang yang justru layak kita ragukan; menurutku justru adalah kepercayaan yang sesungguhnya.
Aku bisa saja salah tapi bapakku berhak untuk mendapatkan kepercayaan yang sesungguhnya dari anak perempuannya. Iya kan?!
Aku belajar keras untuk lulus dalam perkara ini dan aku harus katakan hal ini kawan, "Pelajaran ini tidak mudah tapi bukan sulit."
Hari ini aku kembali mempercayakan kepada bapak soal pilihan yang akan menentukan jalan hidupku 40 atau 100 tahun mendatang. Pilihan yang akan menentukan "my posterity".
"Nov, jika bukan dia, Tuhan akan mengguncangkan surga buatmu." Niki mengirimkan sms ini sebagai respon keraguanku atas pilihan bapak.
Aku tersenyum. Aku tahu aku telah berada dalam jalur yang tepat. "Bapakmu punya otoritas atasmu. Dia diberikan indra keenam untuk mengetahui apa yang baik untukmu." lanjut Niki.
Aku memutuskan untuk mempercayakan pilihan ini kepada bapak. Aku tidak punya penjelasan yang tepat mengapa aku berani melakukannya tapi bukankah ini yang dinamakan kepercayaan yang sesungguhnya?
Percaya kepada orang yang kita yakini belum tentu kepercayaan yang sesungguhnya. Namun percaya kepada orang yang justru layak kita ragukan; menurutku justru adalah kepercayaan yang sesungguhnya.
Aku bisa saja salah tapi bapakku berhak untuk mendapatkan kepercayaan yang sesungguhnya dari anak perempuannya. Iya kan?!
Comments