Skip to main content

kandidat calon suami

Kita nggak boleh gegabah bilang cinta. Justru masa yang paling nikmat adalah proses ke arah itu. Menebak dia suka kita apa kagak, bersiap ketemu dengan yang kita taksir, pusing dengan tingkah laku yang ditaksir yang kadang nggak jelas ngirim sinyalnya atau ketawa-tawa nggak jelas hanya karena dikirimi sms isinya hi….

Aku ingin sekali lagi melewati proses itu. Tapi aku belum. Ingin sih tapi yah belum jadi jangan dipaksakan.

Sepertinya aku telah siap untuk jatuh cinta lagi. Setelah patah hati yang membuat runyam keluargaku, aku yakin aku siap menyambut cinta.

Ups, aku baru ingat. Aku nggak punya kandidat. Hanya dua orang yang well bisalah dikompromikan tapi kan keduanya jelas banget nggak suka aku. Jadi, berarti kosong.


Hm, let me see….kayaknya aku punya deh. Meski bukan kriteriaku tapi aku sayang bapaknya. Yah iyalah bapaknya kan amangboruku. It’s mean kalo co itu adalah paribanku. Orang yang digariskan menjadi pasanganmu karena adat.

Seperti apa yah keberadaan anak itu sekarang. Sebulan lalu dia meneleponku.

“Kau mau bicara apa? Aku lagi sibuk banget nih.”
“Emang iban lagi apa ? Masih di kantor yah?” balasnya tetap manis meski dengan nada suaraku aku yakin dia tahu aku nggak suka ditelponnya.
“Kau mengganggu aku nonton. Besok-besok deh kau menelepon,”
“Apa iban?!” Dia berseru-seru nggak jelas gitu plus suara kresek-kresek.
“Emang kau dimana sih sampai nggak jelas begitu?”
“Lagi di hutan iban. Memang disini sinyalnya suka hilang timbul begitu.”
“Yah udah manjat pohon aja kau biar jelas,”

Dan dia melakukannya. Dasar aneh!

Anak itu emang dari dulu aneh. Kalo ada pertemuan keluarga bawaannya pasti selalu di kamar mempelototi kamus Inggris Indonesia. Kemana-mana kamus itu dibawanya. Kalo udah agak sorean, dia keluar pake seragam putih2nya yang ada tulisan perguruan Bangau Putih trus dia mulai deh mecah2kan batu bata di halaman. Ngeri dan ajaib hiiiiiiiiiii….

Trus jerawatnya gede2, nggak suka ngomong dan sering cengegesan. Duh!

Emang sih ketika bulan lalu bapaknya datang ke rumah dan yah seperti biasa minta aku jadi menantunya, dia bilang Rubel (nama co aneh itu) sudah banyak berubah. Dia makin cakep dan setahun lagi bakal jadi manajer di kebun sawit tempatnya bekerja.

Tapi kan standarisasi cakep antaraku dengan bapaknya pasti beda banget. Secara mereka adalah bapak dan anak, yah pastilah dia bilang anaknya cakep. Ya kan?!

Cuman emang yang nggak bisa dipungkiri adalah amangboruku itu baik dan setia. Buktinya udah lama namboruku (istrinya) meninggal, dia nggak kawin lagi. Jadi aku pikir Rubel juga pasti baik dan setia. Yah kecuali fakta dia dulunya aneh, aku pikir dia layak dipertimbangkan.

Lagipula dari dulu hingga sekarang dia tetap konsisten. Konsisten mengejarku hihihihihi.


Comments

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

arti cincin di jari manis

Hari ini seorang teman dari Jepang bertanya padaku apakah aku telah menikah. Aku balik bertanya kenapa dia berpikir demikian dan jawabannya karena aku memakai cincin di jari manis kiri. Aha! Pertanyaan ini pernah juga terlontar di hari terakhir aku di Jerusalem saat menghadiri konvokasi doa internasional. Seorang volunteer dari negara South Afrika menanyakan hal yang sama. Dan wanita ini menanyakan hal itu karena ternyata seorang pria bertanya kepadanya apakah aku telah menikah. Waktu itu aku belum bisa menangkap hubungan antara memakai cincin yang telah puluhan tahun menghiasi jariku dengan apakah aku telah menikah atau belum. Wanita itu bilang hampir di seluruh negara terutama negara barat, orang yang memakai cincin di jari manis kiri adalah orang yang telah menikah. Waktu itu pula wanita itu memandang kasihan padaku. Oh Tuhan benci sekali aku pandangan itu . Dari pandangannya aku mengartikan kalau aku telah melewati kesempatan untuk bertemu dengan para pria yang luar biasa di acar...