Skip to main content

Beri aku keberanian

Jika ibu ga ada aku pasti mati. Nggak tahu kenapa tiba2 saja tanpa alasan yang jelas, angin duduk nyesak ke ulu hati (ibu yang bilang itu angin duduk. aku ga tau. yang kutau ada pusaran yang aneh nyesak di sekitar ulu hati)

aku terbangun jam 3 pagi dengan rasa sakit yang tiba2. aku bahkan harus ngesot mencapai kamar ibu dan membangunkannya.

anehnya ketika itu - ketika kupikir aku pasti mati- aku malah bilang, Tuhan jangan sekarang. Come on...besok aku baru mau memulai menggarap buku baru dan pameran foto kesultanan Deli. Ayolah Tuhan...beri aku kesempatan. Setidaknya sekali lagi saja...Ayolah, setidaknya sampai aku bertemu dengannya dan bilang sekali lagi kalo aku mencintainya amat sangat. Tuhan, tolong jangan sekarang.Aku belum siap. Kau tahu aku masih belum membereskan beberapa perkara dengan ... (di otakku langsung terlintas gambar beberapa orang yang pernah dan masih melukai perasaanku). Aku harus membereskannya sebelum menghadapMu

Nyatanya aku ga mati. aku baik2 aja sekarang. ibuku hebat. dia tahu apa yang harus dilakukannya. Meski sore ini di sisi hatiku yang lain mengatakan jangan-jangan aku memang sedang diberikan kesempatan kedua seperti yang kumohonkan.ga tau lah.

jika memang ini kesempatan terakhirku, aku jelas harus menyelesaikan urusanku. Tetapi apa yang hendak kukatakan. Akankah kutelan lagi perkataan dan keputusan yang telah kuambil sebelumnya.

aku enggan datang kepadanya dan bilang kalo aku ternyata mencintainya. aku juga belum punya keberanian membereskan hubungan yang telah retak olehku atau oleh mereka yang berpura2 mencintaiku tapi sebenarnya menohok dari belakang.

"Tuhan, nggak mudah banget melakukan apa yang semalam kupikir dapat kulakukan jika saja Kau memberi sehari lagi untuk hidup. "

Beri aku keberanian Ayah...

Comments

Popular posts from this blog

Kepada rekan sevisi (cont: ayo donasi ke Israel)

Medan, 08 September 2008 Kepada : Teman sevisi Salam kegerakan, Nama saya Novita Sianipar. Panggil saya Vita. Saat ini saya mendapat undangan untuk mengikuti konferensi internasional (All Nations Convocation Jerusalem/ ANCJ) di Israel mulai tanggal 21 September hingga 13 Oktober 2008. Saya memperoleh undangan ini dari rekan saya Miss X (maaf nama dirahasiakan), yang juga volunteer di JHOPFAN (Jerusalem House of Prayer for All Nations) di Israel. Dia merupakan staff disana pada konferensi sebelumnya. Beliau merekomendasikan nama saya sebagai salah satu volunteer untuk kawasan Asia. Saya merupakan satu-satunya volunteer asal Indonesia yang bakal bertugas di konferensi itu. Tugas saya dalam acara tersebut adalah menyambut para delegasi dari seluruh dunia khususnya dari Asia dan memfasilitasi kebutuhan mereka dalam acara tersebut. Selain itu saya mendapat tambahan tugas dibagian publikasi dan media. Adalah penting jika Indonesia mengirimkan volunteer perwakilannya di ANCJ di Israel. Saat i...

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

Berani mencinta berani disakiti

Benci dan kemarahan hanyalah dua komponen yang menyerang ganas kepada mereka yang dipercaya namun merusak kepercayaan itu. Benci yang kata orang benar-benar cinta sebenarnya menunjukkan defenisi yang benar bahwa benci hanya bisa dilampiaskan  kepada orang yang benar-benar kita cintai haha. Kemarin aku menonton sebuah FTV, Si tokoh wanita bilang, "Aku tidak ingin disakiti, makanya aku tidak ingin mencintainya. " Lantas, si tokoh pria mengatakan, "Kalau kau berani mencintai, kau sedang memberi peluang untuk disakiti." Cinta dan rasa sakit hati nampaknya memang satu paket. Itulah sebabnya kitab Amsal juga menuliskannya dengan jelas bahwa orang yang paling berpeluang menyakitimu adalah orang yang paling kamu cinta dan percayai. Jadi jika memang satu paket, tentu kalimat bijak yang bisa dibentuk ialah, berani mencinta berani disakiti hahahahaha..Mengerikan.