Jika ibu ga ada aku pasti mati. Nggak tahu kenapa tiba2 saja tanpa alasan yang jelas, angin duduk nyesak ke ulu hati (ibu yang bilang itu angin duduk. aku ga tau. yang kutau ada pusaran yang aneh nyesak di sekitar ulu hati)
aku terbangun jam 3 pagi dengan rasa sakit yang tiba2. aku bahkan harus ngesot mencapai kamar ibu dan membangunkannya.
anehnya ketika itu - ketika kupikir aku pasti mati- aku malah bilang, Tuhan jangan sekarang. Come on...besok aku baru mau memulai menggarap buku baru dan pameran foto kesultanan Deli. Ayolah Tuhan...beri aku kesempatan. Setidaknya sekali lagi saja...Ayolah, setidaknya sampai aku bertemu dengannya dan bilang sekali lagi kalo aku mencintainya amat sangat. Tuhan, tolong jangan sekarang.Aku belum siap. Kau tahu aku masih belum membereskan beberapa perkara dengan ... (di otakku langsung terlintas gambar beberapa orang yang pernah dan masih melukai perasaanku). Aku harus membereskannya sebelum menghadapMu
Nyatanya aku ga mati. aku baik2 aja sekarang. ibuku hebat. dia tahu apa yang harus dilakukannya. Meski sore ini di sisi hatiku yang lain mengatakan jangan-jangan aku memang sedang diberikan kesempatan kedua seperti yang kumohonkan.ga tau lah.
jika memang ini kesempatan terakhirku, aku jelas harus menyelesaikan urusanku. Tetapi apa yang hendak kukatakan. Akankah kutelan lagi perkataan dan keputusan yang telah kuambil sebelumnya.
aku enggan datang kepadanya dan bilang kalo aku ternyata mencintainya. aku juga belum punya keberanian membereskan hubungan yang telah retak olehku atau oleh mereka yang berpura2 mencintaiku tapi sebenarnya menohok dari belakang.
"Tuhan, nggak mudah banget melakukan apa yang semalam kupikir dapat kulakukan jika saja Kau memberi sehari lagi untuk hidup. "
Beri aku keberanian Ayah...
aku terbangun jam 3 pagi dengan rasa sakit yang tiba2. aku bahkan harus ngesot mencapai kamar ibu dan membangunkannya.
anehnya ketika itu - ketika kupikir aku pasti mati- aku malah bilang, Tuhan jangan sekarang. Come on...besok aku baru mau memulai menggarap buku baru dan pameran foto kesultanan Deli. Ayolah Tuhan...beri aku kesempatan. Setidaknya sekali lagi saja...Ayolah, setidaknya sampai aku bertemu dengannya dan bilang sekali lagi kalo aku mencintainya amat sangat. Tuhan, tolong jangan sekarang.Aku belum siap. Kau tahu aku masih belum membereskan beberapa perkara dengan ... (di otakku langsung terlintas gambar beberapa orang yang pernah dan masih melukai perasaanku). Aku harus membereskannya sebelum menghadapMu
Nyatanya aku ga mati. aku baik2 aja sekarang. ibuku hebat. dia tahu apa yang harus dilakukannya. Meski sore ini di sisi hatiku yang lain mengatakan jangan-jangan aku memang sedang diberikan kesempatan kedua seperti yang kumohonkan.ga tau lah.
jika memang ini kesempatan terakhirku, aku jelas harus menyelesaikan urusanku. Tetapi apa yang hendak kukatakan. Akankah kutelan lagi perkataan dan keputusan yang telah kuambil sebelumnya.
aku enggan datang kepadanya dan bilang kalo aku ternyata mencintainya. aku juga belum punya keberanian membereskan hubungan yang telah retak olehku atau oleh mereka yang berpura2 mencintaiku tapi sebenarnya menohok dari belakang.
"Tuhan, nggak mudah banget melakukan apa yang semalam kupikir dapat kulakukan jika saja Kau memberi sehari lagi untuk hidup. "
Beri aku keberanian Ayah...
Comments