pernah minum air zam-zam ga? kata temanku, jika kau meminumnya diiringi dengan doa maka kemungkinan besar doa itu terkabul. nah, jadi waktu aku akan meminumnya niatku adalah supaya sesegera mungkin aku menjadi direktur radio prapanca hihihih.... Tapi kupikir lagi masa sih keinginan terbesar hanya menjadi direktur radio lokal hayyyyyyyaaaaaaaa!
Aku pun berpikir lagi. Sementara rekanku si Said dah mengucapkan doanya. Aku nggak nanya apa. Paling dia pengen gaji kami dinaikkan bulan ini :)
"Jadi apa doamu?' tanya kak Deti, Music Director
Aku diam. Masih bingung. Sebenarnya aku punya keinginan besar belakangan ini. Aku ingin ketemu dia. tapi itu kan ga perlu doa khusus, toh kami telah menjadwalkannya paling lambat Sept ini. aku pun berpikir lagi. tertarik juga berdoa agar ibu bapakku tetap hidup sehat hingga aku punya anak kelak. Tapi Kak Deti bilang betapa kasihannya ibuku karena pada titik itu kemungkinan terbesar adalah orang tuaku sudah terlalu tua untuk menikmati semuanya.
so....
"kau minta aja supaya kau selamat dunia akhirat" tukas Kak Deti yang mulai kesel ngeliat aku bingung.
"untuk apa selamat kalo nggak kaya."balasku sambil mengerling nakal. ""aku pengen selamat dunia akhirat dan ditengah kekayaan."
"ah terserah kau sajalah" Dia ngeloyor pergi.
Karena ga tau mau doa apa, gelas berisi air zam-zam itu aku bawa ke studio 2.
lima menit... ga ada juga
lima belas menit ....ga tau juga
sejam kemudian....masih nol
"kau ada liat gelas pak Rully ga?" tanya bang IS, news director. Pak Rully itu adalah dir. prapanca. Dia yang bawa air zam-zam itu dari mekah. dia baik sekali. aku menyukainya.
"iyah ini dia bang..." gelas itu kuambil dari atas kompie. aku belum juga menemukan apa yang akan kudoakan.
aku membawa gelas itu ke dapur dan...
"TUhan, aku nggak sedang memberhalakan air ini. hanya seandainya apa yang mereka bilang itu benar, aku punya satu permintaan penting dalam hidupku. Aku ingin menjadi seperti yang Tuhan inginkan sejak awal menciptakanku dan supaya aku memiliki kemampuan, kerelaan hati dan menikmati semua proses yang Tuhan lakukan dalam hidupku."
dan aku pun meminumnya. rasanya hampir sama dengan air tawar. aku ga begitu menyukai tastenya.
30 menit kemudian...
"nov, kau sudah memulangkan gelasnya?" tanya kak Detti
"Lho, emang masih kurang. Aku dah pulangkan"
"Iyah nih. siapa yang ikut menelan gelasnya yah?"
gie, tiba2 aku pengen pulang. aku rindu ibuku.entah kenapa
Aku pun berpikir lagi. Sementara rekanku si Said dah mengucapkan doanya. Aku nggak nanya apa. Paling dia pengen gaji kami dinaikkan bulan ini :)
"Jadi apa doamu?' tanya kak Deti, Music Director
Aku diam. Masih bingung. Sebenarnya aku punya keinginan besar belakangan ini. Aku ingin ketemu dia. tapi itu kan ga perlu doa khusus, toh kami telah menjadwalkannya paling lambat Sept ini. aku pun berpikir lagi. tertarik juga berdoa agar ibu bapakku tetap hidup sehat hingga aku punya anak kelak. Tapi Kak Deti bilang betapa kasihannya ibuku karena pada titik itu kemungkinan terbesar adalah orang tuaku sudah terlalu tua untuk menikmati semuanya.
so....
"kau minta aja supaya kau selamat dunia akhirat" tukas Kak Deti yang mulai kesel ngeliat aku bingung.
"untuk apa selamat kalo nggak kaya."balasku sambil mengerling nakal. ""aku pengen selamat dunia akhirat dan ditengah kekayaan."
"ah terserah kau sajalah" Dia ngeloyor pergi.
Karena ga tau mau doa apa, gelas berisi air zam-zam itu aku bawa ke studio 2.
lima menit... ga ada juga
lima belas menit ....ga tau juga
sejam kemudian....masih nol
"kau ada liat gelas pak Rully ga?" tanya bang IS, news director. Pak Rully itu adalah dir. prapanca. Dia yang bawa air zam-zam itu dari mekah. dia baik sekali. aku menyukainya.
"iyah ini dia bang..." gelas itu kuambil dari atas kompie. aku belum juga menemukan apa yang akan kudoakan.
aku membawa gelas itu ke dapur dan...
"TUhan, aku nggak sedang memberhalakan air ini. hanya seandainya apa yang mereka bilang itu benar, aku punya satu permintaan penting dalam hidupku. Aku ingin menjadi seperti yang Tuhan inginkan sejak awal menciptakanku dan supaya aku memiliki kemampuan, kerelaan hati dan menikmati semua proses yang Tuhan lakukan dalam hidupku."
dan aku pun meminumnya. rasanya hampir sama dengan air tawar. aku ga begitu menyukai tastenya.
30 menit kemudian...
"nov, kau sudah memulangkan gelasnya?" tanya kak Detti
"Lho, emang masih kurang. Aku dah pulangkan"
"Iyah nih. siapa yang ikut menelan gelasnya yah?"
gie, tiba2 aku pengen pulang. aku rindu ibuku.entah kenapa
Comments