Skip to main content

si mugel

si mugel lagi ada di kotaku. mungkin memang medan telah menjadi kotanya. bukankah dia juga bilang kalo dia mencintai kotaku. dan aku percaya itu. dia menyebut rumah kontrakannya bukan sebagai rumah kos tapi my lovely house.

aneh, kami sekota tapi tidak pernah bertemu. hanya sms ato telpon ke rumah. dia pasti sama gilanya dengan aku.

aku bertanya padanya soal TUhan. tapi pemikiran kami terasa jauh dan ga nyambung (baru kali ini) .di titik sms yang mungkin sudah mencapai puluhan, baru dia mengerti esensi TUhan yang kupertanyakan. si mugel adalah orang yang paling pintar dengan pola pikir paling sederhana. hanya dia yang begitu. tapi semalam dia kehilangan sentuhannya.

tapi aku menghargainya. dia mendengarkan dan menanggapi pertanyaanku yang tiba2 muncul seperti bah.

hm, aku masih ingat smsnya yang terakhir jam 1.30 dini hari "wah kalo aku, seperti umumnya katolik KONSERVATIF, tetap aku terbuka ttg TUhan misalnya aku percaya adanya.kdg aku sangat aku dan tdk katolik! BODO, ini aku & dia!gitu vi"

dan dia membuatku tertawa tergelak-gelak karena ....(hm, aku baru menyadari aku tidak tahu kenapa aku tertawa)


mugel, aku mengasihimu dengan segala kesederhanaan cara berpikirmu :)


Comments

Unknown said…
seriuslah kau nop, pacarmu namanya siapa, si guntur atau si mugel?. perasaan aku tidak laku lah nop.
Lita said…
kau mau tau aja rom. pacarnya itu seseorang dari dunia harry potter. kalo nggak salah namanya DUMBLEDORE hihihi...
Novita Sianipar said…
aku patahkan perkataanmu bang Romy dalam nama Yesus. Tuhan telah mempersiapkan seorang pria yang istimewa bagiku.amin

Popular posts from this blog

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...