Skip to main content

pohon mangga kantor

pohon mangga di kantor berbuah. itu satu2nya pohon yang menghasilkan. tumbuhnya tepat depan kantor agak ke pojok. pohonnya pendek, daunnya ga rimbun lah tapi buahnya lumayan banyak.

nah, bulan ini pohon mangga itu mendadak menjadi berita terhangat mengalahkan romors yang mengatakan bakal naik gaji. gimana enggak. bayangin aja. semua karyawan kantor berebut menamai buah buah yang sedang bersemangat bergelantungan. awalnya pipit-bagian marketing yang nulis tepat di dua buah mangga seranting "poenya pipit". waktu itu aku masih enggak peduli. soalnya waktu musim mangga yang lalu (itu baru pertama kalinya dia berbuah) akulah orang yang pertama kali mencicipi ranumnya buah itu. yah meski itu kebetulan banget, dia jatuh ketika aku melintas masuk dengan terburu2 mo ke ruang editorial meeting jadi kali ini kupikir aku akan lucky juga.

tapi alamak esok harinya, semua mangga nyaris telah punya nama. "punya afik" "punya hana " dan tulisan punya2 lainnya. semua nama karyawan prapanca tertulis manis di buah mangga itu. yang mengejutkan, seperti ga mau kalah di batang pohon malah ada tulisan "punya pak Ruli " Glek!itukan nama bos perusahaan. sama aja artinya semua pohon berikut buahnya adalah milik big boss...siapa yang berani ganggu gugat hihihih

tapi ya ampun, pohon mangga mini yang rimbun itu yang dipagari oleh pagar kayu pun ditulisi " punya bang Herman. Artinya itu milik bang Herman-dir. off air hihihihihi....

dan aku sempat kesal ketika tanpa merasa bersalah, namaku juga tertulis dengan huruf cetak spidol hitam tebal "punya novita" tapi tertulis di atas sebuah batu datar tepat di bawah pohon mangga.

ga mau kalah aku mencari tahu, mungkin masih ada buah yang beum dinamai. tiba2 seorang reporter magang berbisik kalo amasih ada 4 buah mangga lagi yang belum dinamai dan letaknya di pojok paling atas, tertutup daun2 mangga. tapi aku heran kok anak baru ini ga menamainya, kok malah bilang aku. ternyata dia bilang, kata said, kami belon boleh karena masih baru. itu hak orang lama " ya ampun segitunya.

akhirnya dengan semangat empat lima aku mengajaknya menamai buah manggai itu. aku tarik kursi di ruang resptionis dan menulis dengan besar2 namaku dengan spidol. aku dua dan si anak baru itu dua...

jadi, sekarang dengan rajinnya kami mengecek buah2 mangga milik kami masing2. tapi tanpa pengakuan sebenarnya aku yakin masing2 kami berlomba untuk datang cepat setiap paginya.mana tau ada yang masak. karna tanpa perjanjian tertulis, kami sepakat jika ada yang jatuh , itu berarti milik umum.

ah mangga...begitu topnya kau. btw, kapan naik gajinya pak???

Comments

Lita said…
hahahha..masak sih no sampe segitunya. tega amat ya mereka nulis namamu di atas batu, jadi kayak prasasti aja hihihi...

Popular posts from this blog

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...