Aku memenuhi kepalaku dengan wajahmu. Hanya itu yang membuatku tersenyum. Aku tahu suatu ketika (aku harap hari ini) kau akan datang dan membawaku pergi; ke suatu negeri dimana tidak ada air mata. Aku masih ingat caramu memandangku dan bagaimana aku tertawa lepas digandeng olehmu. Aku terlihat bahagia dengan buket lili putih ditanganku. Kau memujaku, aku tahu itu. Aku menutup mata membayangkan semuanya. Mengingat kembali saat salju mulai mencair di ujung daun pohon cemara yang tumbuh persis depan rumahmu. Asap yang mengepul dari cerebong rumahmu membuatku merasa hangat ataukah karena aku tahu di rumah itu hanya ada cinta dan respek. Tidak ada caci maki, piring terbang, tamparan di pipi atau sikap dingin yang memusuhi. Aku ingin kau mengecup lembut kelopak mataku sehingga saat aku membukanya kau telah ada didepanku dengan buket lili putih dan cincin yang mengikat cinta kita.
a simple man with a big smile